ETOS KERJA DALAM ISLAM
ETOS
KERJA DALAM ISLAM
Oleh. Ahmad Abrar, S.Pd.I, M.Pd.I
A. Pendahuluan
Agama Islam
yang berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits sebagai tuntunan dan pegangan bagi
kaum muslimin mempunyai fungsi tidak hanya mengatur dalam segi ibadah saja
melainkan juga mengatur umat dalam memberikan tuntutan dalam masalah yang
berkenaan dengan kerja.
Rasulullah SAW
bersabda: “bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan
beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok.” Dalam ungkapan
lain dikatakan juga, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, Memikul
kayu lebih mulia dari pada mengemis, Mukmin yang kuat lebih baik dari pada
mukslim yang lemah. Allah menyukai mukmin yang kuat bekerja.” Nyatanya
kita kebanyakan bersikap dan bertingkah laku justru berlawanan dengan
ungkapan-ungkapan tadi.
Padahal dalam
situasi globalisasi saat ini, kita dituntut untuk menunjukkan etos kerja yang
tidak hanya rajin, gigih, setia, akan tetapi senantiasa menyeimbangkan dengan
nilai-nilai Islami yang tentunya tidak boleh melampaui rel-rel yang telah
ditetapkan al-Qur’an dan as-Sunnah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
B. Hakekat Etos Kerja dalam Islam
Ethos berasal
dari bahasa Yunani yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter serta
keyakinan atas sesuatu.
Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi
juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Ethos dibentuk oleh berbagai kebiasaan,
pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata etos ini dikenal
pula kata etika yang hamper mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai
yang berkaitan dengan baik buruk moral sehingga dalam etos tersebut terkandung
gairah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan